Waspadai Gejala Kanker Leher Rahim

Indonesia, Negara dengan Penderita Terbanyak
RADAR JOGJA - Nyeri di sekitar vagina saat berhubungan seksual, jangan disepelekan. Sebab, kondisi tersebut bisa merupakan gangguan gejala kanker rahim. Nyeri tersebut merupakan efek dari adanya gangguan di sekitar alat kelamin wanita ini.

"Jika merasakan nyeri di sekitar vagina, kemih, dan panggul segera periksa ke dokter kandungan," kata Dr Med.Indwiani Astuti dari Yayasan Kanker Indonesia (YKI) pada acara talk show tentang kesehatan reproduksi wanita di kantor sekretariat PCNU Sleman, kemarin.

Acara ini diselenggarakan Pimpinan Wilayah Fatayat NU DIJ. Selain Indwiani, hadir sebagai pembicara adalah Dr Aris Nugaraha dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Indwiani menjelaskan, memang tidak selalu nyeri selama berhubungan adalah gejala kanker leher rahim. Bisa jadi karena luka akibat gesekan atau penyebab lainnya. "Hanya, jika pascaberhubungan terjadi pendarahan dan di luar siklus mentruasi, kemungkinan ada gejala kanker rahim," tuturnya.

Dia mengatakan, ada beberapa tanda lain untuk mengetahui gejala kanker leher rahim muncul. Seperti keputihan berlebihan dan menimbulkan bau busuk, pendarahan tidak normal, pendarahan pada pra dan pascamenopause serta munculnya pembengkakan di beberapa bagian tubuh. "Jika sudah muncul pembengkakan maka kanker sudah mencapai stadium tiga ke atas," urainya.

Menurut Indwiani, kanker leher rahim merupakan penyakit yang sangat berbahaya. Bahkan, Indonesia adalah negara dengan penderita kanker terbanyak di seluruh dunia. "Setiap tahun terdapat kurang lebih 400 ribu kasus," ungkapnya.

Sementara itu Dr Aris menegaskan, meski termasuk golongan penyakit berbahaya, kanker rahim merupakan jenis penyakit yang selalu bisa dicegah. Yakni, dengan melakukan pemeriksaan deteksi dini. "Kanker ini bisa dideteksi dengan pap smear dan biopsi," jelasnya.

Aris merekomendasikan pemeriksaan pap smear ini dilakukan pada wanita remaja usia 21 tahun. Atau, bagi wanita yang telah melakukan hubungan seksual. "Pemeriksaan bisa dilakukan setahun sekali untuk melihat gejala awal. Sebab, pada usia inilah masa rentan," terangnya.

Sedang bagi perempuan yang berusia 30 tahun ke atas, pemeriksaan bisa dilakukan dua tahun sekali. Sebab, rata-rata kanker leher rahim ini muncul pada usia sekitar 40 tahun. "Kalau diketahui sejak dini, maka mudah untuk melakukan pengobatan. Tapi, kalau sudah parah sangat berisiko tinggi," tandasnya.

Aris juga menjelaskan, ada beberapa penyebab munculnya kanker leher rahim. Antara lain kebiasaan melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual pertama kali pada masa usia muda, dan memiliki sejarah merokok.

"Sedang penyebab pastinya karena adanya humam pailoma virus (HPV) yang menyerang sel dan jaringan leher rahim sehingga menyebabkan pertumbuhan tidak normal dan menjadi kanker," jelasnya. (sam)

=====================
Tambahan Info :

Parenting Center BKKBN DIY
Kepada para penanya, silahkan menghubungi layanan Parenting Center BKKBN DIY melalui facebook kami di http://www.facebook.com/parentingcenter. Anda dapat menanyakan masalah kesehatan reproduksi dan KB.
Anda dapat juga langsung dapat ke kantor:
Parenting Center BKKBN DIY
Jalan Kenari No. 58 Yogyakarta
No. Telp (0274) 6538788
Kami buka setiap hari Senin s.d. Jum’at pukul 08.00 s.d. 15.30.
Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor