Kirab Tumpeng Keistimewaan dan Pilgub

Massa Kompak Kembali Turun ke Jalan
RADAR JOGJA - Koalisi Masyarakat Penegak Keistimewaan (Kompak) DIJ kembali menggelar aksi kultural mendorong pemilihan gubernur (pilgub). Setelah aksi tapa bisu 21 April lalu, kemarin massa Kompak kembali turun ke jalan dengan mengusung dua tumpeng pilgub dan RUUK DIJ.

Tumpeng yang terbuat dari nasi kuning itu diarak berjalan menyusuri Jalan Malioboro, dari Taman Parkir Abu Bakar Ali hingga Gedung DPRD Provinsi DIJ. Sama seperti aksi pertama, puluhan massa Kompak yang semuanya anak muda itu mengenakan busana Jawa surjan dilengkapi blangkon dan keris yang terselip di belakang.

Di barisan terdepan, mereka membentangkan spanduk bertuliskan Kirab Tumpeng Keistimewaan Dukung RUUK dan Pemilihan. Di belakang massa Kompak itu, berjalan beriringan 15 tukang becak yang membawa aneka poster dukungan terhadap pilgub. Sebagian dari poster itu berisi sejumlah sindiran politik. Di antaranya, Demokrasi kok penetapan, Jangan paksa rajaku, Jangan paksa Sultan, Siapa pun gubernur yang penting rakyat makmur dan Petani sejahtera, itu istimewa.

Iringan gending-gending Jawa terdengar mengalun mengiringi massa yang berjalan. Begitu sampai di lobi gedung dewan, juru bicara Kompak Unang Shio Peking mengungkapkan makna dikirabnya dua tumpeng bertuliskan pilgub dan RUUK itu.

"Kami sengaja membawa tumpeng RUUK ini. Bagi kami tumpeng RUUK ini dinikmati dan menyerahterakan seluruh masyarakat DIJ," ucap Unang melalui megaphone. Menurut Unang, tidak sepatutnya RUUK hanya dimaknai sempit dan hanya untuk golongan tertentu. Apalagi RUUK hanya bicara soal penetapan gubernur dan wakil gubernur.

"Kalau maknanya hanya penetapan, di mana manfaatnya untuk kesejahteraan rakyat khususnya wong cilik," lanjut aktivis yang juga anak mantan anggota DPRD Bantul dari Fraksi Golkar ini.

Koordiantor Aksi Heru Farhani menambahkan dengan kehadiran tumpeng keistimewaan itu berharap merupakan cerminan dibukanya kran demokrasi di DIJ. Dalam aksi itu, tumpeng itu kemudian dipotong dan dibagi-bagikan. Anggota DPRD DIJ Tri Harjono termasuk orang yang ikut mendapatkan potongan tumpeng itu.

"Semoga aksi ini merupakan aksi yang tulus dan tidak diboncengi oleh pesanan kelompok tertentu," harap Tri dalam orasi singkatnya.

Sutoyo, salah seorang tukang becak yang ikut aksi itu menyatakan masalah keistimewaan DIJ diserahkan sepenuhnya kepada pemerintah pusat. Bagi masyarakat kecil, makna keistimewaan adalah membawa ketentraman dan kemakmuran rakyat.

Di hubungi terpisah, Wakil Ketua DPRD DIJ Gandung Pardiman memberikan apresiasi atas terus bergulirnya kekuatan yang menginginkan pilgub. Dia mengaku tidak bisa menyaksikan aksi kirab tumpeng pilgub itu karena sedang ada acara di Wonosari, Gunungkidul.

"Kalau saya dapat tumpeng itu akan saya terima dengan baik, karena termasuk rezeki. Dalam demokrasi, perbedaan pendapat wajar dan kita harus kedepankan dialog," katanya. (kus)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir