Mosok Mau Naik Lagi?

Beban Masyarakat akan Makin Berat
RADAR JOGJA - Masyarakat meminta pemerintah tak menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) meski harga minyak di internasional meningkat. Kebijakan menaikkan BBM hanya akan membuat rakyat semakin tercekik dan hidup sengsara.

Tuntutan dan harapan tersebut disampaikan masyarakat menanggapi pemerintah yang memastikan akan menaikkan harga BBM. Hanya berapa persen kenaikan tersebut, pemerintah masih melakukan kalkulasi.

"Mosok mau naik lagi? Mbok pemerintah jangan mengambil keputusan yang akan membuat rakyat kecil seperti saya ini hidup semakin menderita," tutur Widodo, karyawan salah satu pertokoan modern di Malioboro.

Widodo saat ini tinggal di Muntilan Jawa Tengah. Sehari-harinya, ia berangkat ke tempat kerjanya dengan menggunakan sepeda motor.

Komentar serupa dilontarkan Subhan, warga Seturan. Pria yang bekerja di perusahaan percetakan di Klaten ini berharap pemerintah membatalkan rencana menaikkan harga BBM.

Ia mengaku akan pusing tujuh keliling jika BBM benar-benar naik. Sebab, ia harus menyisakan uang lebih banyak lagi untuk mengisi tanki sepeda motornya yang dikredit.

Selain itu, kenaikan BBM akan memicu harga-harga barang lainnya. "Nggak ada kata lain yang tepat selain tidak perlu menaikkan harga BBM," pintanya.

Sementara itu sejumlah masyarakat yang antre di beberapa SPBU juga berharap pemerintah jangan tergesa-gesa mengambil keputusan yang akan berimbas langsung terhadap kehidupan wong cilik. Widi, misalnya. Mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta itu meminta pemerintah jangan mengambil keputusan sepihak. "Mbok taren (tanya, Red) dulu dengan rakyat," pintanya.

Sekadar diketahui, pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SYB) terpaksa akan menaikkan harga BBM. Faktornya karena kenaikan harga minyak dunia yang mencapai USD 116 per barel.

Selain itu, rencana menaikkan harga BBM dilatarbelakangi ketidakmampuan pemerintah mengikuti subsidi BBM. Tapi, rakyat sudah bereaksi meski pemerintah belum mengumumkan waktu dan besarnya kenaikan.

Para pengguna sepeda motor dan kendaraan roda empat, terutama supir angkutan umum, mengaku keberatan terhadap pemerintah yang akan menaikkan BBM. Seperti Nonon dan Ibrahim, misalnya. Keduanya yang ditemui saat antre membeli bensin di SPBU Jalan Kusumanegara itu terang-terangan menyesal bila pemerintah nekat menaikkan harga BBM.

Sementara itu, sejumlah SPBU belakangan kebanjiran masyarakat yang membeli dengan membawa jeriken. Pemandangan tersebut antara lain terlihat di SPBU Jalan Wonosari dan Jalan Magelang.

Meski demikian, pihak SPBU menolak mengisi jeriken bila tidak memenuhi persyaratan. Persyaratan tersebut, pembeli dengan jeriken harus membawa surat pengantar yang ditandatangani RT, RW, kelurahan, kecamatan dan pemkot/pemkab.

"Kalau yang bersangkutan tidak dapat menujukkan, mohon kami tidak akan layani. Kami juga membatasi pembelian dengan jeriken. Maksimal 30 liter," terang seorang karyawan SPBU di Jalan Kusumanegara. (uki)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor