RSUD Panembahan Senopati Menyambut Hari Tanpa Tembakau Internasional

Buka Klinik Konsultasi Gratis untuk Masyarakat

Hari ini, 31 Mei diperingati sebagai Hari Tanpa Tembakau Internasional. Kampanye sehat tanpa merokok sudah berlangsung beberapa tahun, tapi jumlah perokok tak kunjung turun.

MIFTAHUDIN, Bantul

-----------
(Radar Jogja) SUBANDRIO, seorang pengunjung RSUD Panembahan Senopati, tampak serius mengamati sebuah poster di lobi rumah sakit itu. Sebuah poster dengan sekitar 1,5 meter dengan gambar penuh kengerian.

Poster itu menggambarkan sesosok tubuh yang telah digerogoti berbagai penyakit. Mulai dari ujung kepala sampai kaki. Dengan seksama dan sesekali membetulkan letak kacamatanya, Subandrio mengamati poster tersebut.

Tampaknya dia tertarik dengan poster itu. Semua tulisan yang tertera dibacanya dengan cermat. Sesekali kepalanya manggut- manggut seolah memahami isinya. "Oh... ternyata bahayanya sedemikian besar ya," katanya usai membaca poster itu siang kemarin.

Poster yang dilihat Subandrio berisi peringatan akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Tak hanya satu poster yang dipasang di RS milik Pemkab Bantul itu. Poster-poster sejenis juga dipasang di beberapa sudut gedung ini. Semua dipasang sengaja untuk mengingatkan kepada masyarakat, khususnya pengunjung RS ini tentang bahaya merokok.

Subandrio mengaku perokok, meskipun bukan termasuk perokok berat. Dalam sehari, satu bungkus rokok belum tentu dihabiskan. Sebenarnya pria yang mengaku sebagai karyawan swasta ini sadar bahwa merokok berdampak buruk bagi kesehatannya. Tapi untuk berhenti total, sampai saat ini dia belum bisa melakukan. "Tapi, setelah membaca poster itu saya mulai mikir-mikir juga," tambahnya.

Kasubag TU dan Rekam Medis RSUD Panembahan Senopati Bantul drg Rini Setyaningsih mengatakan, poster-poster tersebut sengaja dipasang dalam rangka memperingati Hari Tanpa Tembakau yang jatuh hari ini.

Bersamaan dengan peringatan Hari Tanpa Tembakau itu, RSUD Panembahan Senopati mulai hari ini mengoperasikan berdirinya Pusat Konsultasi Berhenti Merokok. Pusat konsultasi ini merupakan hasil kerja sama dengan FK UGM.

Menurut Rini, klinik tersebut sebagai sebuah usaha pendidikan kesehatan masyarakat, khususnya tentang bahaya merokok. Semua lapisan masyarakat bisa memanfaatkan layanan konsultasi ini secara gratis. "Untuk sementara memang baru tahap konsultasi, belum pada tahap pengobatan," tambahnya.

Ruang konsultasi akan dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 sampai 13.00. Pada tahap awal, ruang konsultasi ini diharapkan bisa dimanfaatkan para pengunjung rumah sakit. Tapi tahap berikutnya bisa mulai dimanfaatkan masyarakat luas.

Kampanye tentang bahaya merokok memang tak pernah berhenti. Peringatan bahaya merokok juga sudah dipasang di bungkus rokok. Tapi, jumlah perokok masih saja bertambah. Cukai rokok juga masih memberikan sumbangan besar bagi pendapatan negara.

Berhenti merokok, bagi sebagian orang tentu bukan perkara gampang. Ketagihan mengisap rokok bahkan bisa mengalahkan rasa lapar. Lapar bisa ditahan, tapi tidak merokok, mana tahan?

Indrie misalnya. Karyawati sebuah perusahaan swasta di bilangan Demangan Baru ini mengaku sangat sulit meninggalkan rokok. Berbagai cara telah dia lakukan. Mulai mengurangi jatah, giat berolahraga, sampai bergaul dengan orang yang tidak merokok. Tapi semua itu belum mampu membantunya.

"Untuk berhenti ngeganja saya bisa melakukannya dengan cepat, tapi untuk berhenti merokok sampai saat ini saya belum bisa. Mungkin juga karena rokok lebih murah," terangnya.

Dia beralasan, ada zat tertentu yang terkandung di dalam rokok yang membuatnya dan mungkin para perokok yang lain, bisa menyebabkan ketagihan terus. ***

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor