KENAIKAN TARIF HARUS DIIMBANGI PELAYANAN ; Pelajar Masih Ditarik Rp1.500

YOGYA (KR) - Rencana kenaikan tarif sebesar Rp 1.300 untuk pelajar dan Rp 2.500 bagi penumpang umum dinilai memberatkan masyarakat. Sebelum ada keputusan resmi dari gubernur para pengusaha angkutan masih menggunakan tarif beragam. Kondisi itu menjadikan para pelajar tidak bisa berbuat banyak, termasuk pada saat diminta membayar Rp 1.500/ orang. Kenaikan tarif yang tidak diimbangi dengan penambahan fasilitas angkutan tersebut banyak dikeluhkan oleh para pelajar.

Syifana Rahma dan Mahdea Kasyiva siswa SMPN 8 Yogyakarta mengatakan, sejak pemerintah memutuskan untuk menaikkan tarif angkutan sebesar 30 persen. Biaya yang harus dikeluarkan untuk ongkos angkutan jadi naik. Sebab sejak harga BBM naik ongkos angkutan yang dulunya Rp 1.000 naik menjadi Rp 1.500. Walaupun kenaikannya tidak terlalu besar tapi bagi pelajar seperti mereka hal itu cukup memberatkan.

"Memang sampai saat ini belum ada keputusan resmi soal tarif angkutan, tapi sejak BBM naik kami sudah dikenakan tarif Rp 1.500. Bahkan jika tidak ada uang receh kami bisa membayar lebih dari itu. Kalau kenaikan tarif ini tidak segera dibuat kepastian, rakyat kecil pasti akan jadi korban," ungkapnya.
Lebih lanjut Mahdea menambahkan, seandainya boleh memilih dirinya lebih senang model angkutan di DIY dibuat seperti Trans Jogja. Di samping fasilitasnya bagus, tarifnya tidak mungkin dinaikkan. Tidak seperti angkutan umum yang lain sudah tarifnya mahal tidak diimbangi dengan fasilitas yang memadai.
"Kalau boleh usul tarifnya dinaikkan sedikit tidak masalah, dengan catatan pelayanannya lebih baik. Sebab kalau pengemudi kebut-kebutan seperti sekarang kami sering merasa was-was," jelasnya.
Tak jauh beda diungkapkan, Diah (22) salah satu mahasiswa PTS di Yogya yang mengaku tarif mahasiswa dan umum Rp 2.500 per orang masih terasa berat. Ia berharap tarif mahasiswa disejajarkan dengan tarif pelajar seperti beberapa tahun sebelumnya. Sebab banyak mahasiswa yang belajar di Yogya yang hidup sederhana karena jauh dari orang tua.

Apalagi dampak kenaikan BBM membuat sejumlah harga kebutuhan pokok melambung sehingga makin memberatkan. "Kalau kiriman dari orang tua seret padahal tarif angkutan mahal, kami hanya pasrah. Kalau bisa tarif pelajar dan mahasiswa jangan terpaut jauh," ucapnya. (R-5/R-3)-f

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor