RS SARDJITO 'NOMBOK' RP 39,6 JUTA ; Pemadaman Listrik Ganggu Pelayanan Pasien

YOGYA (KR) - RSUP Dr Sardjito harus menanggung kerugian atau 'nombok' sampai Rp 39,6 juta dalam jangka waktu April hingga Juni 2008 akibat pemadaman listrik yang dilakukan PLN. Selama hampir tiga bulan di RSUP Dr Sardjito telah mengalami pemadaman listrik 8 kali dengan durasi antara 1 sampai 3,5 jam dan pada 12 Juni 2008 pemadaman paling lama mencapai 3,5 jam.

Demikian dikemukakan Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Drs Trisno Heru Nugroho MKes, Selasa (24/6) saat dikonfirmasi wartawan sehubungan dengan pamadaman listrik oleh PLN terkait dengan pelayanan publik, mengingat kebutuhan listrik bagi rumah sakit sangat fital. "Akibat PLN sering melakukan pemadaman listrik biaya operasional jadi bertambah," ujar Trisno Heru Nugroho, Selasa (24/6).

Setiap bulan rata-rata RSUP Dr Sardjito membayar listrik Rp 400 juta, lantaran listrik sering padam harus mengeluarkan biaya membeli solar untuk menghidupkan genzet hingga Rp 39,6 juta. Dalam mengatasi pemadaman listrik atau gangguan penerangan ini RSUP menyiapkan 4 genzet berkuatan 2 megawatt. Untuk menghidupkan genzet ini butuh solar 600 liter per jam.

Saat terjadi 8 kali pemadaman menghabiskan 7.200 liter atau senilai Rp 39,6 juta, sehingga mengalami kerugian yang tidak kecil, padahal kalau listrik tidak padam biaya itu bisa untuk subsidi kebutuhan yang lain. Akibat pemadaman listrik tanpa pemberitahuan dari PLN ini tentunya sangat mengganggu pelayanan medis maupun non medis di RSUP Dr Sardjito. "Akibat listrik sering padam menyebabkan kecemasan bagi dokter ketika melakukan tindakan operasi, juga mengganggu bayi yang sedang diinkubator.

Selain itu penanganan bagian pasien kritis terganggu, rapat-rapat yang terjadi sering tanpa lampu penerangan," kata Kabag Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito ini sambil berharap ada pemberitahuan kalau listrik akan dipadamkan agar bisa diantisipasi. Dengan pemberitahuan terdahulu pemadaman listrik, RSUP Dr Sardjito bisa melakukan antisipasi sebelumnya. Pemberitahuan itu sebaiknya sehari sebelumnya, tidak mendadak, sehingga ada persiapan untuk mengganti listrik PLN dengan genzet. Suatu ketika terjadi pengarahan dari Depkes tanpa penerangan listrik, sehingga pertemuannya gelap-gelapan dan memang ada ruangan yang tak tersambung dengan genzet.

"RSUP Dr Sardjito juga berharap sebagai pusat pelayanan publik bidang kesehatan mendapat prioritas tidak ada pemadaman listrik, sehingga mampu meningkatkan pelayanan bagi pasien, sehingga tidak 'nomblok' terlalu besar," ujar Drs Trisno Heru Nugroho. (Asp)-f

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir