Kembalikan Jazz ke Aslinya

Gejog Lesung Awali Ngayogjazz 2008
JOGJA - Gelaran Ngayogjazz 2008: Njajazz Desa Milangkori yang berlangsung di Desa Wisata Tembi sore sore kemarin hingga tadi malam, sarat makna. Tak hanya sekadar sebuah upaya untuk mengembalikan citra jazz sebagai musik yang tidak eksklusif.

Lebih dari itu, ini adalah upaya mengangkat perekonomian masyarakat, khususnya lewat pariwisata. Dan, dipilihnya kawasan Desa Tembi yang masuk dalam segitiga Gabusan Manding Tembi (GMT) sebagai kawasan pengembangan pariwisata terpadu, adalah salah satu alasannya.

''Lewat even ini, kami ingin mengembalikan jazz ke aslinya. Ibaratnya sebagai sebuah kesenian rakyat,'' terang Djaduk Ferianto kemarin. Lewat ajang ini pula, anggapan bahwa musik jazz hanya bisa dinikmati kalangan elite dan harus dinikmati dengan biaya besar, coba ditepis.

Menurutnya, musik jazz sebenarnya tidak mengenal batas budaya, kelas sosial, ras dan apalagi agama. Musik jazz bisa menerima aliran musik apa pun dan musik jazz bisa dinikmati siapa pun.

Pengembalian ruh jazz itu diwujudkan dengan menggelar pentas di lokasi perkampungan. ''Kalau di perkampungan sudah barang tentu penikmatnya tidak hanya dari kalangan elite, tapi juga dari orang-orang kampung, tidak terbatas. Dan semua orang bisa menikmati jazz tanpa harus merogoh kantong dalam-dalam.''

Even musik ini sekaligus upaya untuk membumikan jazz ke masyarakat. Karena itulah, gelaran untuk kali kedua ini sengaja digratiskan dan melibatkan sebanyak mungkin elemen masyarakat. Sekaligus memberikan dampak ekonomis kepada masyarakat. Masyarakat pun menyediakan makanan-makanan tradisional untuk menjamu para tamu yang datang kemarin.

Komentar senada disampaikan Aji Wartono dari Warta Jazz. Menurutnya, musik jazz sejatinya memang milik semua kalangan. Untuk menikmatinya pun tidak harus dilakukan di tempat-tempat yang eksklusif. ''Di sejumlah negara di Eropa, musik jazz bahkan banyak dimainkan di taman- taman kota,'' terangnya.

Sementara itu, sejumlah artis papan atas nasional ikut ambil bagian dalam gelaran musik ini. Seperti Trie Utami, Iga Mawarni, dan Harso feat Maya Hasan. Selain itu, juga ada Djimbe Merdeka, Bagus, Notturno feat Eliana Dewi, Zefa dan Aldint Community, dan Das Smooth dan sejumlah artis lain.

Mereka tampil sebagai pemuncak acara di panggung utama. Sementara di panggung- panggung lain tampil sejumlah grup jazz tamu dari berbagai daerah. Belum lagi penampilan kesenian- kesenian tradisional yang hidup dan berkembang di kawasan ini. Mereka tampil di lima panggung yang dibuat di beberapa sudut kampung.

PJ Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata DIJ Dyan Anggraeni mewakili Gubernur DIJ mengatakan, kegiatan ini diharapkan akan menjadi agenda wisata. Dengan begitu, akan bisa mendatangkan wisatawan. (din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir