Jogja Peserta Terbanyak, Luar Jawa Nihil

Lomba Muatan Roket Antar-Perguruan Tinggi
RADAR JOGJA - BANTUL- Puluhan tahun lalu beberapa mahasiswa Teknik UGM berhasil meluncurkan roket untuk kali pertama di bumi nusantara ini, tepatnya di Pantai Srandakan, Bantul. Sejak itu dimulai tonggak sejarah perkembangan dunia peroketan dan kedirgantaraan tanah air. Pemerintah akhirnya membentuk Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN) dan berkembang hingga kini.

Jejak-jejak torehan sejarah itu dilanjutkan kemarin dengan digelarnya lomba muatan (payload) roket antarperguruan tinggi (PT) se-Indonesia di Pantai Pandansimo, Bantul. Kegiatan ini sekaligus sebagai bukti perkembangan teknologi kedirgantaraan, khususnya roket. Dan boleh jadi, momentum ini adalah era kebangkitan (lagi) peroketan Indonesia.

Sayangnya, lomba ini baru didominasi PT di Pulau Jawa. Sebanyak 27 tim dari 18 PT yang ikut, semua berasal dari Jawa. Antara lain Jakarta (6 tim), Bandung (1), Semarang (2), Salatiga (1), Solo (1), Surabaya (4), Malang (4) dan Jogja (8). ''PT dari luar Jawa belum ada," kata Kepala Pusat Teknologi Kedirgantaraan Terapan LAPAN Handoko S Riyadhi.

Meskipun begitu, panitia puas dengan teknologi-teknologi yang dikembangkan masing-masing peserta. Meskipun untuk lomba kali ini ditekankan pada sistem telematry dengan sensor percepatan (acceleration) dan tekanan udara (barometic pressure). ''Namun pada tahun mendatang lomba akan ditingkatkan, termasuk untuk pembuatan motor roket maupun muatannya," kata Ketua Panitia Momon Sudiyatmo.

Penilaian, kata Momon, diklasifikasikan mulai dari tahap prakualifikasi (uji persyaratan muatan dan fungsional alat), uji terbang, sampai pada hasil perancangan serta presentasi setelah uji terbang. Sedangkan besarnya nilai ditentukan berdasarkan inovasi sistim, prosesing dan analisis, ground segment, serta kekompakan tim yang terdiri 2-5 anggota.

Dari 27 tim yang tedaftar, setelah dilakukan uji awal, ditetapkan 21 yang lolos dan berhak uji terbang. Sebanyak 21 roket itu, kemarin diluncurkan secara bergantian dihadapan ribuan pasang mata di Pantai Pandansimo. Beberapa tim menyertakan payload berbeda satu dengan yang lain. Tim Elektro Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogja misalnya. Roket yang diluncurkan pada kesempatan keempat membawa muatan sensor tekanan udara. Roket milik ITB Bandung membawa akselemeter.

Sebelum lomba dimulai, LAPAN melakukan demo peluncuran beberapa Roket Uji Muatan (RUM). Roket pertama membawa muatan spanduk bertuliskan LAPAN. Roket kedua membawa spanduk UGM. Roket ketiga membawa spanduk Bantul. Selain itu demo RUM sistim robotik dari Akademi Angkatan Udara (AAU), serta demo RUM bermuatan video dan sistem telematry oleh Pusat Pengembangan Penginderaan Jauh LAPAN.

Ditambahkan Handoko S Riyadhi, jagad kedirgantaraan Indonesia, khususnya teknologi roket selangkah lebih maju. Sebagai bukti dari itu, tahun 2014 mendatang LAPAN akan mengorbitkan roket buatan sendiri dengan roket pengorbit buatan sendiri juga. Direncanakan, roket pengorbit satelit itu akan mencapai ketinggian sekitar 320 Km dengan orbit equatorial.

Digelarnya lomba roket di Pantai Pandansimo kemarin ternyata memberi dampak positif bagi masyarakat sekitarnya. Tak hanya anak-anak sekolah yang diwajibkan datang untuk belajar di lapangan. Para orangtuapun dengan senang hati mengajak buah hatinya untuk melihat ajang adu teknologi ini. Sekaligus piknik di hari libur.

Tak heran, pengunjung sudah membanjiri pantai sejak pagi hari. Mereka bahkan rela berpanas-panas di bawah terik matahari melihat satu per satu roket-roket itu mengangkasa, sampai turun lagi ke bumi. ''Woooww... tinggi sekali," ujar Gandung, seorang anak yang digendong ibunya. (din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir