Anggaran Kesehatan 25 M, Dipotong Rp 5 M untuk Bayar Hutang

RADAR JOGJA - Berita mengenai warga miskin yang bisa berobat gratis tahun 2009 memang merupakan berita menggembirakan bagi warga kurang mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Anggaran untuk Jaminan Kesehatan Sosial (Jamkesos) di DIJ mengalami kenaikan pada tahun 2009. Bila tahun 2008 anggaran yang disediakan sebanyak Rp 16 Milyar, kini ditambah Rp 9 Milyar menjadi Rp 25 Milyar. Tapi jumlah sebesar itu masih harus dipotong untuk melunasi biaya hutang Jemkesos tahun 2008 kepada rumah sakit-rumah sakit di Jogja.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi DIJ mengajukan anggaran Jamkesos dari APBD Provinsi sebesar Rp 38 Milyar. Jumlah ini dirasa merupakan jumlah yang pas untuk mengcover seluruh biaya kebutuhan kesehatan bagi masyarakat kurang mampu yang telah masuk dalam data Jamkesos.

Dalam progam Jamkesos, setiap masyarakat miskin akan dibayarkan premi asuransi kesehatan sebesar Rp5.000 per bulan. Dengan begitu, setiap orang akan dibayarkan preminya sebesar Rp60.000 per tahun. Dalam penanganan kesehatan, jumlah biaya yang ditanggung oleh Jamkesos tidak ada batasan maksimal. Tetapi tak semua jenis perawatan bisa ditanggung Jamkesos. Yakni seperti proses kelahiran atau penyakit jiwa, serta perawatan yang direncanakan sebelumnya.

Sama seperti tahun lalu, Jamkesos 2009 untuk wilayah Kota Jogja diperuntukkan bagi 20.545 jiwa, Kabupaten Kulonprogo 56.000 jiwa, Bantul 92.000 jiwa, Gunungkidul 83.000 jiwa, dan Kabupaten Sleman 19.000 jiwa, sehingga total 270.545 jiwa. Sedangkan jumlah masyarakat miskin di DIJ sekitar 960 ribu jiwa. Akibat krisis global, jumlah masyarakat tak mampu diperkirakan akan mengalami kenaikan 2 persen.

Kepala Dinas Kesehatan DIJ dr Bondan Agus Suryanto mengatakan, anggaran sebesar Rp 25 milyar untuk Jamkesos masih harus dikurangi Rp 5 Milyar untuk menutup hutang Jamkesos tahun 2008 kepada rumah sakit-rumah sakit di Jogja. "Kalaupun nanti anggaran mengalami kekurangan, kita akan minta lagi," tuturnya kepada wartawan saat ditemui usai menghadiri pelantikan PKK di kantor Kepatihan, kemarin.

Selain Jamkesos, Bondan juga memaparkan ketersediaan anggaran khusus untuk obat HIV AIDS antiretroviral (ARV) tahun 2009 yang tak jauh beda dengan tahun lalu, yakni sebesar Rp 300 juta. Jumlah sebesar ini dirasa masih cukup untuk membantu para pengidap HIV AIDS dalam perolehan ARV.

Dikatakan, hal ini akan sangat membantu para pengidap HIV AIDS, sebab satu paket ARV yang bisa digunakan selama sebulan harganya sangat mahal, yakni mencapai Rp 10 juta. Bondan juga berharap Global Fund bisa membantu menambah persediaan ARV di Jogja. Untuk itu, pihaknya baru akan menyusun perencanaan mengenai permohonan kerjasama dengan Global Fund pada januari ini. (nis)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor