Puluhan Rumah Rusak, Pohon Bertumbangan: Yogya 'Diamuk' Angin Lesus

YOGYA (KR) - Setelah memporakporandakan wilayah Jawa Tengah, kali ini giliran wilayah Yogya yang diterjang angin kencang, Jumat (6/2). Bencana yang terjadi di sela hujan gerimis ini telah merusakkan puluhan rumah dan menumbangkan sejumlah pohon. Di Sleman, angin kencang yang terjadi sekitar pukul 16.15 ini tak diduga warga dan aparat terkait. Selain menumbangkan sejumlah pohon dan merusak rumah, dua warga yang berboncengan sepeda juga mengalami luka-luka tertimpa pohon. ”Angin kencang di wilayah kami telah menyebabkan kerusakan dan dua warga luka,” tutur Nurwanto, seorang petugas Pol PP Kecamatan Tempel.

Warga yang luka tersebut bernama Ambarwati (17), warga Dusun Bandung Desa Tambakrejo, yang tengah naik sepeda di Jalan Gendol-Tempel usai dari Pasar Tempel, memboncengkan ibunya, Ny Lasinem (60). Saat angin kencang bertiup, pohon di pinggir jalan itu mendadak tumbang menimpa keduanya. Akibatnya mereka menderita luka dan harus mendapatkan empat jahitan di sebagian tubuhnya. Sementara itu Hadi Sandimin (50), warga Desa Sumberejo mengalami kerugian sekitar Rp 2,5 juta akibat sepeda motor di garasi rumahnya tertimpa pohon yang tumbang saat angin kencang. Demikian pula yang dialami oleh Mujiman (46), warga Dusun Kemusuk Desa Banyurejo yang belakang rumahnya tertimpa pohon kelapa, sehingga mengalami kerugian kurang lebih Rp 500 ribu. ”Pagar Balai Desa Sumberejo dan Kantor BRI 1 Tempel juga rusak tertimpa pohon, sehingga kerugian ditaksir Rp 1 juta hingga Rp 2,5 juta. Kami masih mencoba memantau situasi, karena mungkin saja masih ada kejadian lainnya, sebab angin kencang ini merata di semua desa,” ujar Nurwanto. Kasubsi Meteo Lanud Adisutjipto, Kapten (Sus) Subakir mengemukakan, kecepatan angin yang tercatat kemarin 60 km per jam, atau sekitar 32 knot. *Bersambung hal 32 kol 7 Biasanya, kecepatan angin paling tinggi hanya 20 knot saja. Tingginya kecepatan angin ini karena adanya perbedaan tekanan. Saat ini tekanan rendah (low pressure) berada di selatan Pulau Jawa, atau di atas Australia. Meski kecepatan angin tinggi, namun untuk peristiwa Jumat kemarin, Subakir mengemukakan bukan kategori puting beliung atau lesus. Karena siang kemarin tidak banyak awan comulunimbus. ”Kalau puting beliung biasanya diawali dengan banyaknya awan comulunimbus (CB),” jelasnya.

Sementara itu Kapolres Sleman AKBP Drs Suharsono melalui Kabag Ops Polres Sleman AKP Hadi Sutono mengatakan, sebuah warung di Margodadi Seyegan roboh diterjang angin. Sedangkan di Bulaksumur, pohon tumbang menimpa kantor polisi lalu lintas UGM. Di wilayah Kota Yogya, angin kencang mengakibatkan sejumlah pohon tumbang dan salah satunya adalah koleksi pohon langka milik Kebun Raya Kebun Binatang (KRKB) Gembira Loka. Pohon yang roboh ini kemudian menimpa seorang pengendara motor Honda Vario AB-3520-DJ, Baby Diana Rumania (15) warga Karangsari Rejowinangun Kotagede sehingga mengalami luka dan harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Soedirman. Selain menimpa, pengendara motor robohnya pohon ini juga mengakibatkan jaringan kabel listrik terputus dan jalan macet total. Petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran Kota Yogyakarta, segera menyingkirkan pohon tersebut dan memotong dengan menggunakan gergaji mesin agar tidak mengganggu arus lalu lintas.

Selain di Yogya, angin kencang juga masih melanda wilayah Jawa Tengah. Di Temanggung, setidaknya dua rumah rusak parah dan ratusan rumah mengalami rusak ringan dan sedang diterjang angin kencang. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu, namun Difa (10) warga Desa Kandangan Kecamatan Kandangan terpaksa dibawa ke RSUD Djojonegoro karena mengalami luka parah di kepalanya tertimba sebuah baliho di depan BRI Unit Kandangan. Angin kencang menghantam 7 kecamatan di Temanggung yang berada di antara lereng Gunung Sindoro dan Sumbing. Tujuh kecamatan itu yakni Wonoboyo, Candiroto, Ngadirojo, Parakan, Bulu, Kledung, dan Kandangan. Pemkab Temanggung, Jumat (6/2) masih disibukkan menolong korban bencana alam tersebut. Sedang di Kabupaten Semarang, angin kencang disertai hujan menerjang Dusun Tajuk Desa Ngroto Kecamatan Getasan, Kamis (5/2) malam.

Akibatnya, sebuah gereja ambruk dan tujuh rumah warga rusak berat. Dalam peristiwa ini tidak ada korban jiwa dan kerugian ditaksir ratusan juta rupiah. Ketua RT 05 RW II Dusun Tajuk Desa Ngroto Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang, Sutikno (38) mengatakan, peristiwa ini berlangsung kurang lebih satu jam. Malam itu, dirinya sedang berada di pos kamling sekitar 20 meter dari Gereja Bethel Indonesia Dusun Tajuk. Hujan deras disertai angin kencang tiba-tiba datang. ”Hujan angin dan berputar menerjang kawasan ini. Kemudian terdengar suara gemuruh bangunan ambruk. Ternyata yang ambruk adalah Gereja Bethel,” tuturnya. Sementara di Kabupaten Batang, Kafe Zrob’S di jalan Dr Wahidin Kelurahan Kauman Kabupaten Batang di gulung angin puting beliung.

Bangunan kafe rata dengan tanah dan 10 orang karyawan dan pengunjung sempat terjebak dalam reruntuhan. Meski tidak ada korban jiwa namun kerugian mencapai Rp 90 juta. Nugroho, pemilik Kafe mengatakan, semua barang mulai dari sound system dan peralatan elektronik seperti TV DVD dan lainnya semua tidak bisa terselamatkan. Bahkan bangunan seluar 12 m X 24 m rusak total rata dengan tanah. (Sto/*-6/Jon/*-4/M-3/Sus/Riy/Has)-f

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir