Hasil Kreasi Mahasiswa UNY

Tali Rami dan Kulit Jamur Disulap Jadi Baju Trendi
Peragaan busana berbahan dasar sampah bukan sekali ini saja ditampilkan. Tapi, peragaan busana dengan 36 jenis material sampah, baik organic maupun non organik, agaknya pencapaian yang cukup luar biasa bagi para mahasiswa jurusan rias UNY. Mereka berkreasi dengan berbagai material sampah, mulai dari lidi, tali rami, kulit buah, hingga kain perca!

Bila dilihat sepintas, deretan baju berwarna0warni yang dibawakan para model itu terlihat biasa saja. Namun, bila dilihat lebih dekat, akan tampak beberapa materi dan aksesori unik yang terbuat dari bahan-bahan yang sudah tidak terpakai.

Selain sampah non organic seperti bungkus detergen dan tas plastik, sampah organic seperti lidi dan kulit buah ternyata bisa jadi sebuah busana atau aksesoris pelengkap yang cukup manis. Syaratnya Cuma satu, kreativitas.

Ke-36 mahasiswa jurusan rias, FT UNY semester empat harus membuat make-up fantasi untuk tugas akhir mereka semester ini. Tema besar yang diambil adalah sampah. Selain harus memikirkan body painting dan make-up muka yang menjadi tugas utama, mereka juga harus membuat busana yang sesuai tema.

Kaprodi Tata Rias UNY Yuswanti menuturkan, pihaknya memang sengaja memilih sampah sebagai material utama. Membuat sesuatu dari barang bekas adalah tantangan yang harus diselesaikan oleh para mahasiswa.

"Kita ingin menyiapkan mereka menjadi individu yang kreatif. Kalau hanya kreatif mencipta dari bahan yang sudah lazim, bukan kreatif lagi namanya. Lain kalau dari sampah," paparnya.

Selama satu semester, para mahasiswa tersebut menyiapkan rancangannya sebaik mungkin. Setiap orang merancang dengan material utama yang berbeda. Mereka banyak menggunakan sampah yang bahkan sama sekali tidak dilirik masyarakat seperti sedotan dan ranting.

Bahan lain yang dipakai adalah lidi, daun kering, kertas semen, padi, pita, kaset, akar wangi, vcd, tutup botol, batok kelapa, bambu, dan ilalang. Mereka juga tidak ragu memakai ranting, tali rami, perca, kaca, gabus, majalah bekas, kulit jamur, bolpoint bekas, dan botol air mineral.

Sabtu (30/5), hasil karya mereka dipentaskan di Saphir Square. Pertunjukn unik mereka lumayan menarik perhatian pengunjung yang saat itu tengah berjalan-jalan. "Itu dari lidi?" tutur seorang pengunjung tak percaya.

Lidi yang dipakai sebagai hiasan kepala memang tidak tampak seperti lidi yang biasa untuk menyapu. "Bisa juga ya lidi dibuat seperti itu," paparnya.

Menggelar tugas akhir di tempat terbuka dan disaksikan umum, menurut Yuswanti, punya banyak kelebihan. Pertama, mempersiapkan para mahasiswa menggelar pertunjukan dan mengorganisasi sebuah event. Kedua, mempromosikan jurusan tata rias di UNY.

"Dengan menggelar fashion show, saya ingin mengajarkan mereka untuk selalu serius menggarap sesuatu. Saat ini dimulai dengan pertunjukan kecil. Tapi kalau mereka sudah biasa, mereka akan bisa menggarap pertunjukan besar dengan lebih baik," ujarnya. ***

LUTFI RAKHMAWATI, Jogja

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir