Banyak Peserta Pingsan, Tak Kuat Teriknya Matahari

RADAR JOGJA - KULONPROGO- Event tahunan menyambut hari kemerdekaan Indonesia ke-64 kembali digelar. Pawai baris-berbaris yang dimulai sejak pukul 8.00 WIB ini membuat banyak peserta pingsan, karena tidak kuat sengatan matahari. Setidaknya puluhan peserta baik laki-laki maupun perempuan tumbang ketika mengikuti lomba. Posko dadakan pun didirikan untuk menampung peserta baris-berbaris yang pingsan dijalanan menuju garis finish di alun-alun Wates.

Tim Medis Dinas Kesehatan Ngadino mengatakan pihaknya langsung mendirikan posko penanganan karena melihat banyaknya peserta yang tak kuat meneruskan perlombaan tahunan di Kulonprogo ini. Setidaknya 50 orang pingsan menjelang siang hari. "Kami membuka posko dadakan diruang kepala sekretaris, karena prihatin melihat banyaknya peserta yang jatuh pingsan,"ujarnya.

Dari pantauan dilapangan, panitia kesehatan yang mestinya berjaga disejumlah titik tak terlihat sama sekali. Pertolongan pertama justru diberikan oleh guru pembina masing-masing sekolah yang mengikuti dari belakang.

Dimajukannya waktu pelaksanaan pawai tahunan ini disinyalir sebagai salah satu penyebab banyaknya peserta yang pingsan di tengah perlombaan. Disiang hari matahari sedang terik-teriknya, sehingga peserta baris berbaris yang melewati rute dari alun-alun Wates, Jalan Sugiman, Jalan Kawijo, Jalan mandung, menuju perempatan UNY, kemudian melewati kantor Polres Kulonprogo dan finis lagi di alun-alun Wates tak mampu bertahan.

Seksi Acara Ngatijo mengatakan dimajukannya waktu pelaksanaan dari jam 14.00 WIB menjadi pukul 8.00 WIB sebagai antisipasi jumlah peserta yang membludak. Pasalnya, tahun lalu jumlah peserta juga mengalami peningkatan sehingga peserta sampai garis finish pukul 21.00 WIB. Ngatijo menjelaskan dari tahun ke tahun peserta yang ikut baris berbaris ini memang selalu meningkat. Setiap sekolah di sejumlah kecamatan di Kulonprogo sekarang mengikutsertakan perwakilannya. Untuk tingkat SD ada 21 peserta, SMP 37 peserta, SMA 44 peserta, umum 26 peserta dan kelompok drumband 13 peserta.

"Biasanya peserta tak sampai 100 peleton, namun kali ini jumlahnya meningkat hampir 40 persen. Bahkan jika pada tahun sebelumnya drumband hanya sebagai pelengkap dan tidak dilombakan, tahun ini sudah mulai dilakukan penilaian karena pesertanya banyak,"ujarnya.

Dilaksanakannya pawai pada pagi hari ini, membuat sejumlah sekolah menerapkan kebijakan sendiri bagi siswa-siswanya. Ada yang melakukan kegiatan belajar mengajar setengah hari, namun ada pula sekolah yang tetap berkegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Staff SMP 4 Wates Suparno mengatakan waktu belajar disekolahnya hanya sampai jam ketiga saja. Sehingga siswa-siswanya bisa memberikan dukungan kepada teman yang mengikuti perlombaan baris berbaris.

Sedangkan di SMP 1 Galur, siswanya tetap melakukan kegiatan seperti biasanya. Menurut salah satu guru pendamping SMP 1 Galur, Nurrohmah mengatakan sekolahnya tidak meliburkan siswanya. Nurrohmah mengaku sepakat jika pawai ini dilaksanakan pada pagi hingga siang hari karena alat transportasi masih tersedia. "Kami tidak meliburkan, karena lokasinya pawai jauh dari sekolahnya. Jadi tidak memungkinkan juga jika siswa kami menyaksikan pawai ini,"ujarnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kulonprogo Sumarsono mengatakan tidak akan memberikan teguran kepada sekolah, apabila mereka meliburkan siswanya. Sebab sekolah diberikan kebebasan untuk menerapkan kebijakannya terkait pawai ini. "Event setahun sekali, masih dalam batas kewajaran jika murid-murid sekolah ingin menontonnya,"ujarnya.(ila)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir