Unas Bukan Penentu Kelulusan

RADAR JOGJA - Sejumlah kalangan menilai, pelaksanaan Ujian Nasional masih relevan untuk diselenggarakan. Hanya, mereka berharap agar ujian nasional tidak digunakan untuk pertimbangan utama menentukan kelulusan seorang siswa.

Ani Sudarmi, seorang guru di SMKN 7 Jogja mengatakan, sejauh ujian nasional hanya untuk pemetaan nilai dan melihat kemampuan akademik siswa dia menyambut baik.Dia pun sepakat saja jika ujian nasional tetap diadakan. "Hanya, jangan sampai itu menjadi pertimbangan utama untuk menentukan lulus tidaknya seorang siswa," katanya kemarin.Sebab, jika ini dilakukan, akan sangat memberatkan siswa yang bersangkutan.

Senada disampaikan Retno Tri Septiana. siswa SMKN 7 Jogja ini sepakat dengan gurunya itu. Jika memang Unas tetap diberlakukan, ia berharap agar hasilnya tidak semata-mata yang diperhitungkan sebagai syarat seorang siswa lulus dari sekolah."Saya kira tidak apa-apa kalau unas tetap dilaksanakan. Hanya, jangan sampai menjadi syarat untuk menentukan lulus atau tidak. Gunakan saja penilaian lainnya," harapnya diamini Rafika Afifah teman sesekolahnya.

Sejumlah orang tua siswa juga berharap serupa. Kadaryati seorang ibu yang memiliki anak yang duduk di bangku kelas III SMA negeri di Jogja berharap agar pemerintah bisa memahami kekhawatiran anak didik, jika mensyaratkan hasil unas sebagai penentu kelulusan."Jika mereka tidak bisa mengerjakan pasti akan depresi. Jangankan saat menjelang pengumuman, usai mengerjakan soal saja mereka pasti akan stress duluan," terang warga Mergangsan ini.

Karena itu, dia berharap agar pemerintah mengkaji lebih mendalam kebijakan unas ini. Seperti kebanyakan usulan yang disampaikan masyarakat, dia berharap agar hasil nilai unas tidak serta merta dijadikan syarat menentukan kelulusan seorang siswa."Pertimbangkan juga nilai akademik dan non akademiknya," harapnya.

Sebagai orang tua, dia mengaku sangat khawatir dengan perkembangan anaknya. Pengalaman menghadapi anaknya yang lain, dia mengaku ikut-ikutan tegang dan stress menghadapi ujian nasional, dan menantikan hasilnya. Beruntung, anaknya yang terdahulu bisa lulus."Tapi kami juga ikut-ikutan tegang dan stress," ungkapnya.(din)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor