Pemira UGM 2009 Targetkan 10 Ribu Pemilih

Beda Fakultas, Beda Cara Memilih
JOGJA- Komisi Pemilihan Raya Mahasiswa UGM (KPRM) menargetkan 10 ribu suara dalam tiga hari pemilihan yang akan berakhir hari ini (17/12). Sampai hari kedua, sekitar 6.500 surat suara sudah diedarkan ke 28 TPS di 18 fakultas yang ada di UGM. Tahun lalu, Pemira berhasil menjaring lebih dari 13 ribu pemilih. Namun, dengan persiapan dan sosialisasi yang mepet, KPRM hanya menargetkan 10 ribu suara dalam Pemira tahun ini.

Di setiap TPS, KPRM menyediakan dua buah kotak suara, yaitu kotak suara untuk memilih presiden mahasiswa (Presma) dan kotak untuk memilih dewan perwakilan mahasiswa (DPM). Tahun lalu, KPRM membuat sendiri kotak suara dari bahan karton. Namun, tahun ini, kotak suara yang digunakan dipinjam dari KPUD Bantul.

"Alasan utama adalah keberatan dari beberapa partai tentang faktor keamanan. Kalau hanya menggunakan kotak suara dari kertas, bisa saja bocor atau mudah rusak," kata Ketua KPRM Primayuda Yutama kemarin (16/12).

Rata-rata, di setiap fakultas, ada satu TPS. Namun untuk fakultas yang besar seperti Fakultas Teknik, KPRM menyediakan total 11 TPS. "Delapan di FT, dan tiga di kampus D3. Jumlah mahasiswa (fakultas) teknik hampir separuh jumlah total mahasiswa UGM. karena itu, kita menyediakan banyak TPS di FT," jelasnya.

Selain memilih Presma dan DPM, setiap fakultas juga menyediakan satu kotak tambahan untuk memilih ketua BEM fakultas. Namun, kotak suara untuk pemilihan ketua BEM fakultas tidak disediakan KPRM. "Kami tidak menyediakan karena pemilihan BEM fakultas diatur di masing-masing fakultas. Bahkan ada tiga fakultas, yaitu Psikologi, Filsafat, dan Kedokteran Hewan yang sudah lebih dulu melakukan pemilihan ketua BEM fakultas. Jadi, penyediaan kotak suara dilakukan oleh tiap-tiap pengurus BEM fakultas," jelas mahasiswa FH angkatan 2006 ini.

KPRM membebaskan tiap fakultas membuat sistem pemilihan untuk menentukan ketua BEM fakultas. Di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), pemilihan tidak menggunakan surat suara, namun dilakukan dengan cara online. Para pemilih langsung menentukan pilihan dengan sistem klik, bukan contreng atau coblos.

"Mereka mengadopsi sistem pemilihan di AS yang menggunakan komputer. Jadi pemilih menentukan pilihan dengan cara klik gambar atau nomor. Data kemudian ditampung di server sebelum dihitung," ujarnya.

Anandita Rizki Septiani, salah seorang pemilih di FEB, mengaku sistem komputerisasi memang lebih efisien. Namun, harus ada pengawasan yang ketat. "Kalau pakai kertas suara, ada bukti penghitungan yang jelas. Kalau dengan komputer, sistem penghitungannya jelas atau tidak?," papar mahasiswi Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan ini.

Selain itu, jumlah komputer yang tersedia harus cukup. "Kalau jumlahnya terbatas sementara pemilihnya banyak, tidak efektif juga," paparnya.

Saat ditanya tentang kemungkinan kecurangan lewat sistem online, Prima menyatakan KPRM menyerahkan kepada fakultas. "Untuk mekanisme pemilihan di tiap fakultas, kewenangan sudah kami berikan kepada tiap-tiap fakultas. Termasuk metode penghitungan dan pengawasan," ujarnya.

Kemarin, rata-rata TPS buka di atas jam 09.00 WIB. TPS tidak dibuka sejak pagi karena kebanyakan mahasiswa menggunakan waktu pagi hari untuk kuliah. "TPS mulai ramai biasanya siang atau sore," ujar salah seorang penjaga TPS di Fakultas Hukum.

Pada hari pertama Pemira (15/12), semua TPS baru dibuka di atas jam 13.00 WIB. Penyebabnya, kotak suara yang dipinjam dari KPUD Bantul baru bisa diambil pukul 10.00 WIB. "Padahal tempatnya jauh. Belum lagi distribusi ke tiap TPS. Karena kotak suara baru sampai sekertariat KPRM pukul 12.00, TPS juga mengalami keterlambatan. Bahkan ada TPS yang baru buka jam 15.30 WIB," ungkapnya.

Pemira UGM 2009 diikuti tujuh partai yaitu Partai Bunderan, Boulevard, Srikandi, Sayang Mama, Macan Kampus, Kampus Biru, dan Balairung. Sedang pemilihan Presma diikuti empat calon yaitu Ihsan Ahmad Barokah dari jalur independen, Andryan Wikrawardana dari Partai Kampus Biru, Aza El Munadiyan dari partai Bunderan, dan Yuri Ashari dari partai Boulevard. (luf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir