BBPOM Temukan Jajanan Berbahaya

HARIAN JOGJA: Jajanan yang dijual di Sekolah Dasar (SD) di Jogja ditengarai banyak yang mengandung Rhodamin B dan Boraks. Berdasarkan penelitian Balai Besar Pengawasan Obat Makanan (BBPOM), dari 24 sampel yang dioperasi dalam kurun waktu 1,5 bulan, bahan berbahaya itu masih saja ditemukan.

Setidaknya, hingga operasi terakhir pada 11 Januari hingga 13 Januari, terdapat tujuh jenis yang tetap tidak lolos dikonsumsi. Makanan itu yakni, arum manis, legendar, kerupuk singkong oranye, bakso goreng, sempe es puter, es lilin, dan Cilok. Menurut Kepala Seksi Layanan Informasi BBPOM DIY Diah Tjahjonowati, Rabu (13/1), operasi digelar sehubungan program 100 hari kabinet pemerintahan Presiden SBY.

Operasi pertama dilakukan pada 2- 3 Desember 2009. Saat operasi pertama digelar, dari 130 sampel jajanan yang diambil, 28 jenis di antaranya tidak penuhi syarat. Sementara, pada operasi putaran kedua (21- 31 Desember), BBPOM kembali menguji produk jajanan yang tidak memenuhi syarat itu. Dan hasilnya, terdapat 18 jenis jajanan masih mengandung bahan berbahaya.

Sedangkan, pada putaran terakhir ditemukan tinggal tujuh jajanan yang mengandung bahan berbahaya. Menurut dia, berdasarkan uji laboratorium, tidak hanya Rhodamin B dan Boraks saja, jajanan juga mengandung etanil yellow dan formalin. “Jika jajanan mengandung formalin dan boraks biasanya membuat lidah terasa tebal. Ke semua bahan berbahaya itu bila dikonsumsi lama dapat berdampak kanker,” ungkapnya.

Diah mengatakan dalam operasi tersebut telah melampaui target penurunan pedagang yang menjual jajanan berbahaya. “Sebelumnya BBPOM menargetkan akan ada penurunan 50%. Namun ternyata, hingga putaran terakhir penurunan hingga 60% - 71 persen,” ungkapnya. Dalam operasi yang digelar di SD Keputran I dan SD Masjid Syuhada Jogja kemarin, BBPOM hanya menemukan satu jenis makanan yang berbahaya, yakni, sempe es puter dijual di SD Keputren I.

Sementara, di SD Masjid Syuhada, BBPOM menguji sampel bakso goreng yang sebelumnya masih mengandung boraks. Namun, setelah diperiksa kemarin, bakso goreng tersebut sudah negatif dari boraks. Untuk pemberian sanksi, Diah mengaku hal itu tidak berlaku bagi para pedagang. Penjual, kata dia, hanya diberikan pembinaan- pembinaan berkala. “Dalam UU Pangan tak ada sanksi bagi industri rumah tangga (IRT), sehingga kami hanya melakukan pembinaan saja.

Kalau sudah tiga kali dibina tak juga ada perubahan, nanti akan ada tindakan selanjutnya,” imbuh Diah. Dia menambahkan, guna mengurangi jumlah penjual, selain dari sekolah perlu sebuah kolaborasi dari Dinas Pendidikan, dan Disperindagkop. “Dinas pendidikan paling tidak juga ikut memantau sekolahan dalam memperdagangkan jajanan. Sementara Disperindagkop berperan dalam mengawasi bahan kimia yang masuk di kawasan DIY,” kata dia.

Plt Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) DIY Astungkoro mengatakan pengawasan itu sangat sulit dilakukan, sebab penjual bisa saja mendapatkan dari provinsi lainnya. “Pengambilan bahan berbahaya itu kan melalui jaringan darat, bukan bea cukai, sehingga sulit ditekan. Karena itu, distribusinya ke pedagang mudah sekali,” jelasnya.


BAHAYA BORAKS & RHODAMIN

BORAKS
- Boraks adalah serbuk kristal putih, tidak berbau, larut dalam air, tidak larut dalam alkohol.
- Bahaya Boraks terhadap kesehatan diserap melalui usus, kulit yang rusak dan selaput lendir.

Pengaruh terhadap kesehatan:
a. Tanda dan gejala akut: muntah, diare, merah di lendir, konvulsi dan depresi SSP (Susunan Syaraf Pusat)
b. Tanda dan gejala kronis
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan
- Gangguan SSP : bingung dan bodoh
- Anemia, rambut rontok dan kanker.

- Boraks merupakan senyawa yang bisa memperbaiki tekstur makanan sehingga menghasilkan rupa yang bagus, misalnya bakso dan kerupuk.
- Bakso yang menggunakan boraks memiliki kekenyalan khas yang berbeda dari kekenyalan bakso yang menggunakan banyak daging. Bakso yang mengandung boraks sangat renyah dan disukai dan tahan lama sedang kerupuk yang mengandung boraks kalau digoreng akan mengembang dan empuk, teksturnya bagus dan renyah.

RHODAMIN
Efek zat ini bisa menyebabkan gangguan pada fungsi hati, bahkan kanker hati. Bila mengonsumsi makanan yang mengan dung rhodamin B, dalam tubuh akan terjadi penumpukan lemak, sehingga lama-kelamaan jumlahnya terus bertambah. Dampaknya baru akan kelihatan setelah puluhan tahun kemudian.

(Andreas Tri Pamungkas)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir