Dandim 0734/Yk Akan Kembangkan Bahan Bakar Nabati E100+

YOGYA (KRjogja.com) - Komandan Kodim (Dandim) 0734 Yogyakarta bersama Guru Besar Universitas Sumatera Utara (USU) Medan Prof Minto Supeno, berhasil menemukan bahan bakar nabati alami. Bahan bakar alternatif ini merupakan Alkohol Dimers atau disebut dengan Ethanol (E) 100+.

Prof Minto sudah mengembangkannya sejak 7 tahun yang lalu. Hasil temuan ini pun sempat ditawar oleh Negara Malaysia dengan taksiran milyaran rupiah. Namun, dirinya yang sudah kenal dekat dengan Dandim 0734 Yogyakarta, Letkol Inf Arudji Anwar, memutuskan untuk menyerahkan kepadanya untuk dimanfaatkan.

Arudji pun berjanji akan melestarikan temuan ini serta mengembangkannya demi kemashlahatan masyarakat Indonesia. Pihaknya langsung merangkul Pemkot Yogyakarta dan Poltabes Yogyakarta untuk menindaklanjutinya. "Salah satu tugas TNI ialah membantu mensejahterakan masyarakat di daerah. Baik dalam ketahanan wilayah maupun ketahanan pangan. Temuan ini sangat berarti bagi masyarakat Indonesia ke depan," ujarnya ketika memaparkan hasil temuan E 100+ di Makodim 0734 Yogyakarta, Senin (11/1).

Sementara itu, Walikota Yogyakarta Herry Zudianto juga berjanji akan mengapresiasi hasil temuan ini. Dirinya sangat mengharapkan, bahan bakar nabati ini mampu menjadi ekonomi kerakyatan. "Urusan bahan bakar, selama ini masyarakat selalu mengalami ketergantungan. Sehingga hal ini dengan mudah dipermainkan oleh pasar. Jadi, kalau masyarakat sudah mampu memproduksinya sendiri, maka temuan ini mampu menjadi sektor ekonomi komunal atau kerakyatan," harap Herry.

Bahan bakar bioethanol dimers atau E 100+ ini dapat digunakan untuk menyalakan kompor, baik yang bersumbu atau tidak. Bahkan, Prof Minto juga sudah bisa mengembangkannya untuk bahan bakar motor dan mobil. Gas yang dihasilkan dari bahan bakar ini juga tidak mengandung sesuatu yang membahayakan. "Pokoknya semuanya aman, mulai dari gas, api hingga asapnya tidak mengandung zat apapun. Bahkan, pembuatannya juga sangat mandiri, tidak dicampur dengan premium atau minyak lainnya," tandas sang penemu, Prof Minto.

Namun, pihaknya masih belum bisa memberikan penjelasan secara detail mengenai tata cara pembuatan minyak E 100+ ini. Beberapa hal masih menjadi konsumsi internal penemu dan belum bisa dipublikasikan. Hal ini untuk menjaga dari plagiat dan tiruan dari orang yang tidak bertanggungjawab. "Kami masih belum melakukan launching. Ini sekedar mensosialisasikan dulu saja. Nanti setelah ada launching, pasti kita beberkan dengan detail pembuatannya," pungkasnya. (Dhi)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir