Riset Energi Alternatif Minim
YOGYA (KRjogja.com) - Peneliti Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Lilies Setyartiti mengeluhkan minimnya riset pengembangan energi alternatif di Indonesia padahal potensi hayati di negeri ini cukup besar.
"Peluang pengembangan energi alternatif di Indonesia cukup besar, karena banyak potensi alam atau hayati yang bisa dimanfaatkan, mulai dari biji nyamplung, jarak, kotoran sapi, sampah, dan merang," katanya di Yogyakarta, Selasa (16/3).
Dia menjelaskan peluang tersebut belum banyak dimanfaatkan karena masyarakat belum menyadari sepenuhnya mengenai pemanfaatan energi alternatif. Selain itu, belum terstrukturnya manajemen pelaksanaan energi alternatif juga ikut mempengaruhi.
"Riset mengenai energi alternatif perlu dikembangkan, dan sosialisasi mengenai pemanfaatan energi tersebut di masyarakat perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat akan semakin peduli terhadap penghematan energi fosil," katanya.
Dia mengatakan selama ini kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penghematan bahan bakar fosil masih rendah. Mereka belum menyadari pentingnya pemanfaatan energi alternatif.
"Energi fosil dalam kurun waktu 40 tahun ke depan akan habis, tetapi energi alternatif belum banyak dikembangkan. Hal itu disebabkan rendahnya perhatian masyarakat terhadap penghematan energi fosil, sekaligus penggunaan energi alternatif," tandasnya. (Ant/Tom)
"Peluang pengembangan energi alternatif di Indonesia cukup besar, karena banyak potensi alam atau hayati yang bisa dimanfaatkan, mulai dari biji nyamplung, jarak, kotoran sapi, sampah, dan merang," katanya di Yogyakarta, Selasa (16/3).
Dia menjelaskan peluang tersebut belum banyak dimanfaatkan karena masyarakat belum menyadari sepenuhnya mengenai pemanfaatan energi alternatif. Selain itu, belum terstrukturnya manajemen pelaksanaan energi alternatif juga ikut mempengaruhi.
"Riset mengenai energi alternatif perlu dikembangkan, dan sosialisasi mengenai pemanfaatan energi tersebut di masyarakat perlu ditingkatkan, sehingga masyarakat akan semakin peduli terhadap penghematan energi fosil," katanya.
Dia mengatakan selama ini kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap penghematan bahan bakar fosil masih rendah. Mereka belum menyadari pentingnya pemanfaatan energi alternatif.
"Energi fosil dalam kurun waktu 40 tahun ke depan akan habis, tetapi energi alternatif belum banyak dikembangkan. Hal itu disebabkan rendahnya perhatian masyarakat terhadap penghematan energi fosil, sekaligus penggunaan energi alternatif," tandasnya. (Ant/Tom)
Komentar
Posting Komentar