Sesama PTM Perlu Saling Belajar

RADAR JOGJA- Sebagai sesama perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM), universitas ahmad dahlan (UAD) dan universitas Muhammadiyah malang (UMM) sepakat memperkuat kerjasama. Hal ini dilakukan agar PTM di berbagai daerah di Indonesia mengalami kemajuan yang sama.

Dalam studi banding ke kampus UMM, Senin (1/3), rombongan UAD yang dipimpin Kepala biro akademik dan admisi (BAA)UAD Drs. Dedi Pramono mengemukakan pentingnya kerjasama antara PTM di Indonesia.

Dedi berkata UMM sebagai salah satu PTM terbesar yang ada harus bisa menjadi rujukan dan rekan kerja bagi PTM yang lain. "Salah satu alasan kami studi banding ke sini adalah untuk mengetahui berbagai perkembangan yang sudah dicapai UMM. Sebagai PTM yang lebih muda usianya, dan belum sebesar UMM, kami menyadari masih perlu belajar banyak hal," ujarnya yang pagi itu ditemui Pembantu Rektor II UMM Mursidi.

Bagaimana mengembangkan potensi mahasiswa secara maksimal adalah salah satu bahasan utama dalam pertemuan yang berlangsung kira-kira dua jam ini. Baik UMM maupun UAD termasuk universitas gemuk, dilihat dari jumlah mahasiswa baru setiap tahunnya. UMM menerima tidak kurang dari 9 ribu mahasiswa baru, sementara UAD menerima 5.200 mahasiswa baru tahun 2009 lalu.

"Kami sampai saat ini baru bisa menerima jumlah mahasiswa baru sekitar 5 ribu. Lebih dari itu, kami belum sanggup. Dari jumlah mahasiswa yang ribuan itu, perlu ditemukan potensi utama dan pengembangan potensi tersebut. Bila potensi mahasiswa bisa berkembang maksimal, kampus juga yang akan memetik hasilnya," papar Dedi.

Mursidi berkata keberhasilan kampus menemukan potensi terbaik mahasiswa memang bisa membuat kampus naik kelas secara nilai dan prestise. "Tapi untuk itu, harus ada kecintaan dulu terhadap almamater. Karena itu, kita harus sedini mungkin mencipktana kecintaan terhadap kampus. Kalau sudah cinta, diajak kerja keras bisa," tegasnya.

Potensi yang terus berkembang juga kunci utama terhadap berbagai inovasi. Salah satu pencapaian UMM adalah kemajuan dalam penggunaan energi mandiri. Dengan memiliki pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH), 30 persen kebutuhan listrik pada siang hari bisa terpenuhi. Pada malam hari, 100 persen kebutuhan listrik di kampus ini bisa dipenuhi PLTMH yang merupakan bantuan dari kementrian ESDM ini.

"Karena pencapaian ini, UMM sering menjadi rujukan dari berbagai kampus lain dalam hal pengembangan energi alternatif. UAD saya kira juga sangat berpotensi. Prestasi mahasiswanya bagus-bagus, pimpinannya juga memiliki kemauan yang keras untuk maju," ungkapnya.

Mursidi setuju bahwa kerjasama antar PTM perlu diperkuat. UMM yang kebetulan ditunjuk sebagai universitas pembina bagi PTM lain menyatakan kesiapannya menjalin rekanan untuk memajukan PTM di Indonesia.

"Kami sepakat bahwa PTM di Indonesia harus maju dan berkembang. Karena itu, perlu ada koordinasi lebih antar PTM. Kunjungan antar PTM perlu diperkuat, sehingga kita bisa sama-sama belajar dari saudara kita," tegasnya. (luf)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir