Edy Kembali Pimpin UII

RADAR JOGJA | SLEMAN- Prof. Edy Suandi Hamid secara resmi kembali menjabat sebagai rektor Universitas Islam Indonesia (UII) untuk kali ke dua, kemarin (1/4). Edy akan memimpin kampus tertua di Indonesia itu selama empat tahun kedepan. Pelantikan dan pengambilan sumpah dilakukan oleh Ketua Yayasan Badan Waqaf UII Luthfi Hassan. Turut hadir dalam acara tersebut beberapa tokoh nasional. Diantaranya anggota Dewan Pertimbangan Presiden Meutia Hatta dan Ketua Komisi Yudisial Busyro Muqoddas.

Penetapan Edy kembali menjadi rektor UII periode 2010-2014 tertuang dalam Surat Keputusan Nomor 06/KPTS/II/2010 tertanggal 16 Februari 2010. Ketua Panitia Pemilihan UII Muqodim mengatakan rektor UII ditentukan dalam rapat Yayasan Badan Waqaf oleh 5 personil. Yakni Luthfi Hassan, Endro Kumoro, Siti Nurul Ngaini, Suwarsono Muhammad, dan Subowo. "Semuanya hadir dalam rapat," ujarnya.

Usai pelantikan rektor, Edy lantas melantik sekaligus mengambil sumpah tiga orang wakil rektor yang akan menjadi mitra kerja empat tahun mendatang. Mereka terdiri dari Nandang Sutrisno, Mochammad Teguh, dan Neni Meidawati (incumbent).

Dalam pidatonya, Edy sempat menyinggung soal Undang-undang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) yang dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. Edy berpandangan pembatalan UU tersebut melambangkan putusan hukum yang memenangkan untuk lebih besarnya tanggung dalam mendidik anak bangsa. "Sekaligus lambang ditolaknya semangat penyeragaman dan mekanisme pasar bebas dalam pendidikan," ujar Edy yang disambut tepuk tangan hadirin di auditorium Kahar Muzakar kampus pusat UII. Kendati begitu Edy bertekad tetap akan menggerakkan roda kepemimpinan menuju UII sebagai perguruan tinggi unggul. "Tak sekedar mempertahankan eksitensinya," kata Edy. Setidaknya apa yang menjadi target Edy selaku rektor baru untuk mencapai target UII sebagai world class university.

Ketua Yayasan Badan Waqaf UII Luthfi Hassan menaruh harapan besar diera kepemimpinan Edy empat tahun kedepan, kampus yang di dalam lingkungannya terdapat situs kuno peninggalan Mataram Hindu itu mampu melakukan akselerasi pendidikan. Dikatakan Luthfi, persaingan antara perguruan tinggi bukan lagi sebatas penjaringan calon mahasiswa. Tapi juga dalam menciptakan lulusan terbaik. "Ini bisa dicapai dengan sistem manajemen yang baik. Jadi harus dilakukan re-institusional sebagai bagian dari strategi menuju world class university. Kami butuh action trand dari rektor baru," harap Luthfi.

Koordinator Kopertis Wilayah V DIJ Prof. Budi Santoso memberikan apresiasi kepada UII sebagai salah satu penyerap mahasiswa terbanyak di DIJ. "Sedikitnya 10 persen mahasiswa di DIJ ada di UII. Dan 70 persen mahasiswa berasal dari luar DIJ," kata Budi. Budi berharap UII bisa menjadi trendsetter pendidikan dengan mengedepankan perguruan tinggi yang berbudaya untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. "Untuk itu dibutuhkan proses perubahan manajemen internal," ingatnya. (yog)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Lowongan Kerja Parsley

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir