NII Yogya Lakukan Cuci Otak di Mal

Calon korban harus mematuhi 5 syarat untuk dibaiat.

VIVAnews - Penipuan metode 'cuci otak' dalam perekrutan Negara Islam Indonesia (NII) mulai marak di Yogyakarta. Perekrut melaksanakan pertemuan yang mereka anggap sebagai pengajian di pusat perbelanjaan hingga kafe-kafe untuk melakukan proses 'cuci otak' atau doktrinasi.

"Pertemuan mereka di mal, rumah makan, kafe-kafe yang mereka sebut pengajian," kata Kepala Bidang Humas Polda DIY, AKBP Anny Pudjiastuti saat dihubungi VIVAnews.com, Sabtu, 23 April di Yogyakarta. "Pengajian mereka adalah diskusi agama yang agak melenceng".

Menurut Anny, modus mereka dengan meninjam uang korban dengan alasan untuk mengganti perbaikan benda temannya yang rusak karena dipinjam. "Modusnya seperti, perekrut pinjam uang korban Rp2 Juta dengan alasan untuk mengganti perbaikan kamera temannya yang dirusak, kemudian korban korban hanya punya Rp400 ribu lalu diambil," ungkap Anny mencontohkan kasus penipuan NII yang baru ditangkap pekan lalu.

Selain itu, calon korban harus mematuhi 5 syarat untuk dibaiat. Pertama, harus baca bismillah. Kedua, baca dua kalimah syahadat, ketiga harus sodaqoh atau berinfaq, keempat tidak boleh berpacaran, dan terakhir tidak boleh merokok.

Kemudian, setelah didoktrin 'cuci otak' korban dibawa ke Jakarta untuk dibaiat. "Selama perjalanan ke Jakarta, korban ditutup matanya, tidak boleh bawa hp, tidak boleh mencatat dan lainnya," kata Anny.(eh)

Laporan: Erick Tanjung | Yogyakarta


Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction
NII Yogya Brainwashing Perform at Mall

VIVAnews - Fraud method of 'brainwashing' in the recruitment of Indonesian Islamic State (NII) began to bloom in Yogyakarta. Recruiters conduct meetings that they regard as lectures at shopping malls to the cafes to conduct the process of 'brainwashing' or doktrinasi.

"Their meeting at the mall, restaurants, cafes they called recitation,"the head of Yogyakarta police spokesman, when contacted AKBP Anny Pudjiastuti VIVAnews.com, Saturday, April 23 in Yogyakarta. "Pengajian they are a bit off the mark of religious discussion. "

By Anny, their mode meninjam money with the victim with a reason to replace his damaged body repair since borrowed. "modus such as, recruiters Rp2 million victims borrow money with an excuse to replace his damaged camera repair, then the victim the victim only got 400 thousand last taken," said Anny NII exemplifies a new fraud case was arrested last week.

In addition, potential victims must comply with five conditions for dibaiat. First, it should read bismillah. Second, read the two sentences creed, must sodaqoh or berinfaq third, fourth should not be dating, and the last one should not smoke.

Then, once indoctrinated 'brainwashing' victims were taken to Jakarta to dibaiat. "During the trip to Jakarta, the victim closed his eyes, may not take hp, should not be recorded and others, " said Anny.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir