Warga Yogya Paling Sedikit Konsumsi Ikan

YOGYAKARTA, KOMPAS.Com - Tingkat konsumsi ikan warga masyarakat Yogyakarta, paling rendah secara nasional. Rata-rata tiap orang hanya mengkonsumsi 9,7 kilogram (kg) per/kapita/tahun. Angka itui masih sangat jauh di bawah angka nasional yang mencapai 29,8 kg/kapita/tahun.

Demikian diungkapkan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Victor PH Nikijuluw, di sela-sela kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Pondok Makan Pelem Golek, Sleman,Yogyakarta, Selasa ( 10/5).

"Dibandingkan dengan wilayah lain, Yogyakarta memang menempati peringkat paling bawah, terendah. Apalagi Maluku yang sudah mencapai 51 kg per kapita per tahun. Namun tak perlu khawatir, karena ada beberapa langkah untuk meningkatkan pertumbuhan konsumsi ikan," ujar Victor.

Lebih lanjut victor mengatakan, kegiatan ini dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan konsumsi ikan. Ditargetkan pada tahun 2014 tingkat konsumsi ikan mencapai 38 kg per kapita per tahun. Salah satu caranya adalah, pihaknya mendorong hotel, restoran, dan katering untuk memperbanyak menu makanan berbasis ikan, baik ikan air tawar maupun laut.

Tidak hanya itu, pihaknya juga mengampanyekan ikan menjadi makanan yang layak bagi semua pemeluk agama. " Tidak ada istilah haram makan ikan, semua halal. Ikan juga layak bagi semua etnis dan segala umur. Anak-anak sampai orang tua bisa menyantap ikan" katanya.

Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan juga akan memberikan bantuan 12 warung tenda komplit dengan peralatannya untuk Yogyakarta, sebagai upaya lain meningkatkan konsumsi ikan. Warung-warung kaki lima tersebut akan berada di sejumlah titik strategis dan menjajakan semua jenis ikan.

Pengelola pondok makan ikan Pelem Golek, Agus Sugiharto, menambahkan, masih banyak orang enggan makan ikan karena tak tahu cara mengolahnya. Karena itu dia selalu berinovasi mencari menu baru agar masyarakat tahu ada banyak variasi memasak ikan.

"Kami selalu kombinasikan dengan aneka buah dalam menu masakan ikan, untuk menarik minat warga. Contohnya, ikan gurameh tabur permata yang dikombinasikan dengan anggur" ungkap Agus.

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Yogya Low Fish Consumption

YOGYAKARTA, KOMPAS.Com - The level of fish consumption citizens of Yogyakarta, the lowest nationally. On average each person consumes only 9.7 kilograms (kg) per / capita / year. Figures itui still very far below the national rate which reached 29.8 kg / capita / year.

Thus disclosed the Director General of Processing and Marketing of Fishery, Victor PH Nikijuluw, on the sidelines of the Movement campaign Popularizing Eat Fish (Gemarikan) in Cottage Marionette Pelem Eat, Sleman, Yogyakarta, on Tuesday (10 / 5).

"Compared with other regions, Yogyakarta is the lowest ranked, lowest. Moreover, the Moluccas which have reached 51 kg per capita per year. But not to worry, because there are several steps to enhance the growth of fish consumption," says Victor.

Furthermore victor said, this activity is to enhance the growth of fish consumption. Targeted at the 2014 level of fish consumption reached 38 kg per capita per year. One way is, it encourages hotels, restaurants, and catering to reproduce fish-based diet, both freshwater and marine fish.

Not only that, it is also campaigning for a decent fish become food for all faiths. "There is no forbidden to eat fish, all kosher. Fish is also worthy of all ethnicities and all ages. The children to the elderly can eat fish," he said.

Directorate General of Processing and Marketing of Fishery Products will also provide assistance 12 stall tent complete with utensils to Yogyakarta, as other efforts to increase fish consumption. Sidewalk cafes will be located in a number of strategic points and peddle all kinds of fish.

Manager Pelem Marionette hut eating fish, Agus Sugiharto, adding, there are still many people are reluctant to eat fish because it does not know how to process it. Therefore, he always innovate for a new menu for people to know there are many variations in cooking fish.

"We always combine with a variety of fruit in fish dishes, to attract residents. For example, fish gurameh sow jewel combined with wine" said Agus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir