21 Tim Berlaga di Kontes Muatan Roket Indonesia

Yogyakarta - Sebanyak 21 tim dari 23 tim dari berbagai perguruan tinggi se Indonesia hari ini mengikuti Kontes Muatan Roket Indonesia (Komunrindo) 2011 di Pantai Pandansimo, Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. 23 tim yang dinyatakan lolos verifikasi oleh tim juri itu berhak mengikuti peluncuran roket di Pantai Pandansimo.

Namun pada saat uji peluncuran, dua tim yaitu tim roket yang mengundurkan diri. Kedua tim mengalami kerusakan radio frekuensi (rs) akibat terbakar pada saat proses integrasi. Pada saat dilakukan ujicoba peluncuran, ribuan warga datang silih berganti menyaksikan dari kejauhan di pinggir pantai. Penonton hanya bisa menyaksikan dari radius 500 meter dari titik lokasi peluncuran.

"Ada 23 tim yang lolos, 14 tim lolos uji fungsional pada sesi pertama hari sabtu kemarin dan 9 tim lolos fungsional pada sesi retry. 23 Tim itu berhak ikut uji peluncuran," kata Ketua Panitia Komurindo 2011, Agfianto kepada wartawan di Pantai Pandansimo, Minggu (26/6/2011).

Menurut dia, kompetisi yang mengambil tema “Attitude Monitoring and Surveillance”, yakni kompetisi untuk mendapatkan juara hasil rancang bangun muatan roket (payload) yang mampu kembali atau menuju sasaran yang telah ditentukan (homming), setelah terlepas dan terpisah dari roket peluncur seri RUM70-100-LPN. "Roket ini berbahan bakar propelan padat dan dapat mencapai tinggi terbang 2 km," katanya.

Dia mengatakan muatan yang lolos uji fungsional bisa ikuti peluncuran. Muatan akan diluncuran diintegrasikan dengan roket. "Sebelum lomba peluncuran, panitia melakukan uji dimensi dan payload dan lomba uji fungsionalitas," katanya.

Agfianto mengatakan dalam uji peluncuran roket setiap peserta diberikan kesempatan meluncurkan roket. Adapun cara kerja roket layaknya proses pelepasan pesawat angkasa luar. Saat berada di angkasa, roket melakukan separasi, payload dan motor berpisah. Keduanya terbang diangkasa dengan parasut. Saat di angkasa payload diberikan sejumlah misi untuk mengambil data serta gambar.

Pada 12 detik pertama mengambil data akselerometer. Selanjutnya mulai detik 12-72 mengambil data gambar. Data maupun gambar diperoleh dari hasil jepretan kamera foto yang didalamnya terdapat transmisi data. Kemudian hasilnya dikirim ke bumi yang selanjutnya diterima dengan komputer.

"Data itulah yang selanjutnya diolah menjadi image/grafik untuk dipresentasikan besok," katanya.

Dia menambahkan kompetisi muatan roket ini diselenggarakan oleh Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM), Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi,
Akademi Angkatan Udara (AAU) dan Pemerintah Kabupaten Bantul. Kompetisi yang diselenggarakan dalam rangka menyambut hari Kebangkitan Teknologi Nasional ini diikuti sekitar 43 perguruan tinggi se-Indonesia.

Sementara itu Manajer tim Gama-Sat 1 dan Gama-Sat 2 dari UGM, Fitri Rahmaningrum mengaku lega kedua roket tim UGM bisa meluncur, meskipun Gama-Sat 2 tidak bisa melakukan separasi (pemisahan) antara muatan roket (payload) dengan motor.

"Kita juga belum tahu hasilnya, apakah bisa merekam gambar dan data atau tidak dengan baik. Hal itu juga akan menentukan saat penilaian hasil presentasi yang juga akan menentukan pemenangnya,” kata Fitri.

Menurut dia, setiap tahun kompetisi roket itu selalu dengan tema yang berbeda dan jumlah peserta yang bertambah banyak hingga 40-an perguruan tinggi negeri dan swasta. Persiapan membuat paylod sudah dilakukan sejak akhir Januari 2011. Uji fungsional juga telah dilakukan sebanyak dua kali dan diperoleh hasil yang diinginkan.

Muatan roket yang dibuat oleh tim UGM menelan biaya kurang lebih Rp. 10 juta, dengan diameter 100 mm, tinggi 200 mm dan berat maksimal 1.000 gram. Adapun motor yang digunakan adalah dengan spesifikasi arus besar dengan dimensi yang kecil.

"Payload kami tidak bisa pulang, tadi mendarat di laut dan terbawa arus. Berarti Rp. 10 juta melayang, tapi tak mengapa semoga hasilnya tadi bagus dan nantinya bisa membawa pulang juara," pungkas Fitri.
(bgs/nwk)

Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

21 Teams Competed in Indonesia Rocket Payload Contest

Yogyakarta - A total of 21 teams from 23 teams from various universities across Indonesia today following the Indonesian Rocket Payload Contest (Komunrindo) 2011 in Pandansimo Beach, Bantul, Yogyakarta province. 23 teams that passed the verification by the jury was entitled to follow the rocket launch at the Beach Pandansimo.

But at the test launch, two teams of rocket team who resigned. Both teams suffered damage to radio frequency (rs) due to burning during the process of integration. At the time of the test launch, thousands of residents come and go watch from a distance on the beach. The audience can only watch from a radius of 500 meters from the launch site.

"There are 23 teams who qualify, 14 teams qualify for the functional test on the first session last Saturday and 9 functional teams qualify for the session retry. 23 team was entitled to participate test launch," said Committee Chairman Komurindo 2011, Agfianto told reporters at the Beach Pandansimo Sunday (06/26/2011).

According to him, the competition with the theme "Attitude Monitoring and Surveillance", which won the competition to get the design and construction of the rocket payload (payload) that is able to return or toward a predetermined goal (homming), after independent and separate from the rocket launcher RUM70-series 100-LPN. "The rocket is fueled and solid propellant to achieve a high fly two miles," he said.

He said the charge that passed the functional test can follow the launch. The charge will be integrated with the rocket diluncuran. "Before the race launch, the committee did a test and race dimensions and payload testing functionality," he said.

Agfianto said the test rocket launch every participant is given the opportunity to launch the rocket. As for how to work like the process of releasing rocket spacecraft. While in space, rockets perform separation, payload and motor parted. Both diangkasa with parachute flying. When the payload space is given a number of missions to retrieve data and images.

At 12 seconds the first to take the accelerometer data. Next start taking 12-72 seconds the image data. Data and images obtained from the camera shots in which there are images of data transmission. Then the result is sent to earth with a computer which subsequently received.

"The data that is subsequently processed into images / graphics to be presented tomorrow," he said.

He added payload rocket competition is organized by the National Aeronautics and Space Institute (LAPAN) together with the University of Gadjah Mada (UGM), the Directorate General of Higher Education,
Air Force Academy (AAU) and the Government of Bantul Regency. Competition held to celebrate National Technology Day of Resurrection was attended by 43 universities throughout Indonesia.

Meanwhile, team manager Gama Gama-Sat-Sun 1 and 2 of the UGM, Fitri Rahmaningrum relief claimed both rockets UGM team could skate, though Gama-Sat 2 is not able to perform the separation (separation) between the rocket payload (payload) with a motor.

"We also do not know the outcome, whether it can record images and data, or not well. It will also determine when assessment results presentation that will also determine the winner," said Fitri.

According to him, every year the competition was always rocket with different themes and the number of participants multiply up to 40 state universities and private companies. Preparation makes paylod been made since the end of January 2011. Functional test has also been done twice and obtained the desired results.

Payload rocket made by UGM team cost approximately Rp. 10 million, with a diameter of 100 mm, height 200 mm and maximum weight of 1,000 grams. The motor used is the specification of a large current with small dimensions.

"The payload we could not go home, had landed in the sea and washed up. Means Rp. 10 million float, but not why the result was good and hopefully will bring home a championship," said Fitri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor