Kirab Budaya di Malioboro Memukau Warga

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Ratusan seniman Yogyakarta, solo dan dari berbagai daerah, Senin (20/6/2011) sore memukau ribuan warga dan wisatawan di sepanjang Jalan Malioboro, dalam Kirab budaya pembukaan pasar seni Festival Kesenian Yogyakarta ke 23.

Ketua panitia, Ryan Dwi Nugroho mengatakan, Kirab budaya kreatifitas di antara gunung dan samudra ini mengambil tema "Gayeng ki" dan diikuti ratusan peserta dari berbagai elemen. "Ada dukungan drumband dari TNI angkatan darat, Batik karnival, jathilan dan kirab anak-anak membawa wayang kulit serta tari kolosal," ujar Ryan di sela-sela acara di Malioboro.

Tari kolosal, lanjutnya, dimainkan oleh ratusan penari dari berbagai daerah sambil membawa mahkota sempat memukau penonton. Tari kolosal dengan judul " Mahkota kejayaan untuk Yogyakarta" dibawakan oleh penari anak-anak dan dewasa.

Kemudian diikuti kesenian jathilan dari kelompok kesenian "Wahyu turonggo mudho" dari Pajangan Bantul Yogyakarta. Atraksi para pemain jathilan menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan sejumlah wisatawan manca negara menyempatkan diri mengabadikan kesenian tradisional ini.

Selain itu, ada pula batik karnival Solo. Puluhan gadis cantik dengan hiasan beraneka warna dari kain batik sangat menarik perhatian warga masyarakat yang menyaksikan.

Sementara itu, Pasar Seni Festival Kesenian Yogyakarta ke 23, di gelar di Benteng Vredeburg selama satu bulan lebih. Berbagai macam kerajinan hasil karya para perajin Yogyakarta akan dijual. "Kami berharap potensi kerajinan Yogyakarta dapat dimaksimalkan di Pasar Seni FKY ini, sehingga dapat menambah pendapatan asli daerah," ungkap Ryan.




Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Carnival Culture in Malioboro Riveting Residents

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Hundreds of Yogyakarta artists, solo and from different regions on Monday (6/20/2011) evening and charmed thousands of tourists along the Jalan Malioboro, the art market opening of Carnival culture Yogyakarta Arts Festival to 23.

Chairman of the committee, Ryan Dwi Nugroho said the Carnival of cultural creativity among the mountains and the ocean is the theme of "Gayeng ki" and followed by hundreds of participants from various elements. "There is support bands from TNI army, Batik carnivals, carnival jathilan and children carrying colossal shadow puppets and dance," Ryan said on the sidelines in Malioboro.

Colossal dance, he continued, is played by hundreds of dancers from various regions carrying the crown could amaze the audience. Colossal dance with the title "Crown of glory for Yogyakarta" sung by the dancers of children and adults.

Then followed jathilan art of arts groups "Rev turonggo mudho" of the display of Bantul, Yogyakarta. Attractions players jathilan the main attraction. Even a number of foreign tourists taking the time to perpetuate this traditional art.

In addition, there are also carnival Solo batik. Dozens of beautiful girl with colorful decorations of batik cloth is very interesting to watch citizens.

Meanwhile, Yogyakarta Art Festival Art Market to 23, in the title in Vredeburg for one more month. Various kinds of handicraft works of the craftsmen in Yogyakarta will be sold. "We hope crafts Yogyakarta potential can be maximized in this FKY Art Market, so as to increase revenue," said Ryan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor