Candi Prambanan Ramai Pengunjung

YOGYAKARTA--MICOM: Taman Wisata Candi Prambanan di Yogyakarta, pada Lebaran hari pertama, Rabu (31/8), tampak dipadati wisatawan terutama para pemudik usai bersilaturahmi dengan keluarga.

Berdasarkan pantauan, area parkir di taman wisata itu penuh dengan mobil pribadi maupun sepeda motor berpelat nomor polisi baik dari dalam maupun luar Daerah Istimewa Yogyakarta. Perhatian utama pengunjung ke bangunan kompleks Candi Prambanan, sehingga mereka setelah membeli tiket masuk langsung menuju kompleks candi.

Humas PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Suraji mengatakan pihaknya belum bisa menghitung jumlah pengunjung sejak Lebaran pada Selasa (30/8).

"Pengunjung langsung menuju ke kompleks bangunan candi, namun untuk masuk bangunan candi harus bergantian karena jika bersamaan akan berdesak-desakan bisa membahayakan keselamatan pengujung lainnya. Untuk memasuki bangunan candi memang harus manaiki tangga candi," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, agar tidak semua pengunjung terfokus pada bangunan candi, mereka dihibur dengan atraksi kesenian rakyat di antaranya "jatilan" (semacam kuda lumping), "cokekan", musik campursari, keroncong, dan "klenengan" (musik gamelan).(Ant/X-13)



Translate Using Google Translate May Need Grammar Correction

Prambanan Temple Visitors Bustling

YOGYAKARTA - MICOM: Park Prambanan temple in Yogyakarta, on the first day of Idul Fitri, Wednesday (31 / 8), was packed with tourists, especially after the travelers stay in touch with family.

Based on observation, the parking area at the park was crowded with private cars and unmarked police motorcycles both inside and outside of Yogyakarta. The main concern of visitors to the Prambanan temple complex of buildings, so they are after buying a ticket straight to the temple complex.

Public Relations of PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan and Ratu Boko Suraji said it could not count the number of visitors since Idul Fitri on Tuesday (30 / 8).

"Visitors to the complex directly to the temple, but to enter the temple had to take turns as if the same would jostle the other end could jeopardize safety. To enter the temple must manaiki temple stairs," he said.

Therefore, he said, so not all visitors are focused on building the temple, they were entertained with folk art attractions include "jatilan" (a kind of lumping horse), "cokekan", music campursari, keroncong, and "klenengan" (gamelan) .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir

Bebas 2 Pekan, Napi Asimilasi di Yogya Diciduk Gegara Nyolong Motor