Bikin Geram! Monumen Serangan Umum 1 Maret Yogya Jadi Sasaran Vandalisme

Yogyakarta (DetikNews Yogyakarta)  - Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 di Kompleks Benteng Vredeburg, tepatnya di Titik Nol KM Yogyakarta menjadi sasaran vandalisme. Diduga aksi perusakan ini terjadi. Jumat (15/2) malam. Namun pengelola museum tak memiliki bukti petunjuk.

Pengamatan detikcom, di beberapa bagian monumen berceceran cat warna-warni. Sementara di relief monumen tampak goresan cat berbentuk telapak tangan. Relief Jenderal Soedirman dan Presiden Soeharto juga tak luput dari sasaran vandalisme.

Koordinator Konservator Benteng Vredeburg, Darsono (55), mengatakan aksi vandalisme ini pertama kali diketahui cleaning service museum pada Sabtu (16/2) pagi. Mengetahui hal itu mereka langsung mengadu ke pengurus Museum Vredeburg.

"Sudah ada laporan dari cleaning servis itu (adanya aksi vandalisme di monumen) Hari Sabtu," ujar Darsono saat ditemui wartawan di Kompleks Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta, Selasa (19/2/2019).

Pengelola museum, kata Darsono, sudah mencoba membersihkan cat yang menempel di relief pada Senin (18/2). Dengan berbagai cara, termasuk memakai thinner mereka mencoba membersihkan coretan cat di relief. Namun usaha mereka tak sepenuhnya berhasil.

Dia menduga, sukarnya ceceran dan goresan cat dibersihkan karena cat tersebut telah masuk ke pori-pori monumen. Oleh karenanya, hanya ada satu cara untuk mengembalikan bentuk relief sedia kala, yakni dengan mengecat ulang relief di monumen tersebut.

"Ceceran cat di relief itu memang kalau kita bersihkan agak sulit. Karena (cat-nya) sudah menempel termasuk yang di selasar itu sudah masuk ke dalam pori-pori. sehingga relief itu nanti kita laksanakan untuk finishing adalah adalah pengecatan ulang," tuturnya.


Aksi vandalisme ini, kata Darsono, tidak dilaporkan ke aparat kepolisian. Alasannya tidak ada bukti petunjuk yang cukup, peristiwanya tak terekam CCTV di sekitar lokasi, sementara petugas keamanan museum juga tak melihat langsung kejadian.

"Pelaku tidak terekam CCTV, karena kan CCTV-nya ada di belakang sehingga (kejadiannya) tidak kelihatan. Tapi ke depan akan kita usahakan untuk diberikan CCTV, termasuk (menambah) lampu penerangan," ungkapnya.

Sementara dalam peristiwa ini pihak museum hanya mengamankan empat botol cat candy di lokasi yang menjadi saksi bisu aksi vandalisme ini. "Itu kayaknya cat candy-nya sudah dicampur, sehingga lengket ke relief, susah dibersihkan," tutupnya.

Sumber Berita & Gambar : DetikNews Yogyakarta

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program Super Murah "Back To School" Matahari Godean Toserba & Swalayan

Lowongan Kerja Parsley

Kasus Corona DIY Tambah 10 Jadi 169, Ada dari Klaster Gereja dan Indogrosir